Lembaga-Lembaga Agama Protestan Tahun 1960
1. Majelis
Umum, merupakan lembaga tertinggi yang memimpin gereja-gereja di seluruh dunia.
2. Persatuan
Gereja, sebagai coordinator hubungan politik antara Negara Amerika dan Inggris
dengan majelis umum.
3. Bord,
menugaskan dan membiayai pendeta-pendeta ke berbagai perwakilan gereja di Asia
dan Afrika.
4. Lembaga
Misi Amerika, sebagai badan pengawas serta pengaman terhadap siasat gereja
Protestan untuk wilayah Mesir dan Sudan yang didasarkan pada peraturan yang
ditetapkan oleh majelis umum Amerika serta termasuk juga sebagai pengawas
sidang gereja dan snodes.
5. Snodes,
setiap Negara di Asia dan Afrika menyelenggarakan kongres keagamaan yang
merupakan badan pengamat dari aktivitas seluruh gereja, diadakan setahun
sekali.
6. Siding
umum, instansi ini di atas snodes yang penyelenggaraannya adalah Badan
Pelaksana Snodes yang dibantu oleh para misi Amerika dan Utusan Majelsi Umum.
7. Al
Majma, terdiri pendeta-pendeta gereja tingkat kecamatan. Diawasi oleh
coordinator cabang, yang meninjau terhadap urusan gereja.
8. Al
majma Amerika, Badan yang mengkoordinasi seluruh missionaris di lembah Nil.
9. Misi
Besyouty Amerika di Iskandariah, Lembaga ini beranggotakan Majma Amerika, yang
menyelenggarakan sidangnya pada setiap musim dingin di Iskandariah.
10. Majma
Penghidmat, Lembaga para pendeta yang berkedudukan di Daerah Tingkat 1.
11. Majelis
Gereja, Sebagai badan pengawas gereja yang diketuai oleh kepala gereja dan
beranggotakan para sivitas gereja.
Majma Amerika
Membawa kegiatan:
1. Pengamalan
dan pengalaman perhimpunan missionaris
2. Lembaga
al Kitab bidang pengabaran Injil
3. Organsasi
Pemuda/Pemudi sebagai media percetakan generasi baru
4. Pendidikan
5. Pelayanan
kesehatan
Pendeta Calhum Symon menjelaskan
bahwa hakekat tujuan missionaris adalah mencerai beraikan kaum muslimin. Kaum
Orientalis pun tahu kekokohan akidah agama Islam yang menjadi penghalang
baginya. Hal ini semula mengesankan rasa hormat dan kekaguman, kemudian menjadi
kekhawatiran bercampur ketidaksukaan, dan menjadi kebencian. Namun wujud dari keberhasilan missionaris dan
Orientalis adalah tertanamnya agama Masehi Eropa di negara-negara Islam. Mereka menyebarkannya melalui kolonialisme.
Untuk menanamkan kesan baik, mereka memanfaatkan sekolah-sekolah, media masa,
pelayanan kesehatan, dan pelayanan masyarakat yang lain sebagai sarananya.
Bulletin Universitas di
Amerika
Diterbitkan oleh Universitas Amerika di Beirut pada
tahun 1909, sebagai media jawaban atas protes yang dilancarkan oleh mahasiswa
yang beragama Islam karena setiap hari diharuskan mengikuti kebaktian gereja. Dasar pendidikannya adalah ajaran Injil agar
semua manfaat yang diperoleh, kembali demi al Masih.
Misi
yang diarahkan bagi Negara-negara Islam dan aparat-aparatnya:
1. Kesatuan
Gereja, kesatuan antar Perhimpunan Amerika dan Inggris. Untuk mengatur strategi
dan aktifitas dakwah bersama.
2. Sidang
Umum, untuk menetapkan program-program yang akan dilaksanakan oleh para utusan.
3. Kongres
Umum, diselenggarakan setiap beberapa tahun sekali di ibu kota Negara-negara
Arab. Pesertanya adalah utusan snodes, ini untuk mengevaluasi program kerja.
4. Snodes,
di adakan di masing-masing Negara peserta kongres umum. Kedudukan Snodes ini
sebagai guide atau petunjuk bagi gereja-gereja di Mesir.
5. Majma
(persidangan) Missionaris Amerika, Forum ini
membahas seluruh permasalahan yang menyangkut strategi pengabaran Injil
serta perpaduan gerak dalam misi, bersama sekte Kristen lainnya di Sudan.
6. Majma
Arab, Pertemuan ini membahas masalah teknis operasional, anggaran pendapatan
dan pengeluaran.
Arus Orientalis,
Missionaris, dan Sejarah Berdirinya Gereja Protestan
Dengan dalih kesetiakawanan bagi bangsa Asia-Afrika,
mereka mengerahkan utusan-utusan Missionaris dan Orientalis, beserta tunjangan
keuangan guna mendirikan markas-markasnya dan sarana-sarana pendidikan. Pada 15
februari 1863 didirikanlah gereja Proetstan pertama. Gereja tersebut didirikan
dengan dalih menyediakan sarana peribadatan bagi anak-anak Kristen dan suku
Koti, namun sebenarnya mereka menggarap anak-anak muslim agar terpengaruh pada
agama Nasrani, namun akhirnya gagal. Pengurus-pengurus sidang gereja bertindak
sebagai wakil jemaat yang bertemu dalam forum “Snode”. Sidang gereja tersebut
adalah:
1. Majmaa
Daerah Pesisir
2. Majmaa
Propinsi Tengah
3. Majmaa
Wilayah Malwa
4. Majmaa
Wilayah As Youth
5. Majmaa
Wilayah Suhaej
6. Majmaa
Propinsi Dataran Tinggi
7. Majmaa
Sudan
8. Missionaris
Arab, kewajiban Missionaris membagi tugas para pendeta untuk pengabaran injil.
Aktivitas Misi
Untuk daerah yang penduduknya tergolong masyarakat
kurang mampu, misi dilakukan dengan santunan, sedangkan masyarakat kota
dikalangan berada mereka mengadakan tenaga murid-muridnya dari tenanga pribumi.
Protestan dan Katolik di luar kegiatan keagamaan, mereka aktivitas lain dalam
bentuk perserikatan dagang dan jasa. Perserikatan dagang tersebut diawasi oleh
Amerika, Inggris, dan Prancis. Siasat misi ini dicanangkan program terpadu yang
strategis, guna memudahkan missionaris dalam menjalankan prakteknya. Ahli
pengabar Injil adalah orang yang mengerahkan seluruh hidupnya dan hartanya demi
gereja. Keluasan ilmu merupakan syarat
utama agar dia mampu berdebat, berargumentasi, dan menang.
Pekerjaan
pengabar Injil dibagi dalam 3 bagian:
1. Misi
dihadapan umum, penyampaian materi keagamaan dirumah-rumah, sekolah, rumah
sakit.
2. Misi
terhadap orang per orang, dilakukan secara kontinyu.
3. Misi
secara diam-diam, dibagikan dengan membagi-bagikan kitab injil,
selebaran-selebaran, gambar kudus, buku-buku perdebatan karangan missionaris.
Intelegensia Orientalis
dan Missionaris
Tujuan mereka adalah menggetarkan sendi-sendi Islam
dengan mempopulerkan ilmu-ilmu sekuler barat, kebudayaan barat, kehidupan ala
barat yang lengkap dengan atribut dekadensinya, untuk mempengaruhi generasi
Islam dan mereka yang lemah iman, agar mengkultuskan barat sehingga rela
menanggalkan peradaban serta bahasanya seakan-akan atas kesadarannya sendiri
untuk menjadi modern. Secara ekslusif mereka arahkan misinya ke dalam dengan
mendakwahkan bahwa sebenarnya al Qur’an itu bukan wahyu Allah, melainkan karangan
manusia, dan filsafat Arab adalah buah pikiran bangsa Griek (Yunani) yang
mereka tulis dengan bahsa Arab. Missionaris dan orientalis menyalurkan minat
baca masyarakat dengan menyediakan sarana perpustakaan umum serba lengkap dan
mewah sehingga dapat membuat orang betah membaca buku di sana, ditambah dengan
pelayanan yang ramah. Mereka menerbitkan harian dan mingguan yang diberikan
secara cuma-cuma kepada pelanggan perpustakaan. Sehingga bukan pemandangan aneh
bila terjadi dalam lingkungan keluarga Timur yang di dalamnya terdapat
bermacam-macam pengaruh kehidupan Barat.
Siasat Umum Missionaris
Dan Orientalis
Siasat misinya merayap pada kesatuan bahasa di Mesir
serta lembaga-lembaga pendidikan dengan jaminan anggaran yang dipenuhi oleh negara-negara
imperialis Barat, dalam rangka penanaman benih pendidikan Barat pada muslimin. Berlomba-lombanya
putra pembesar muslim yang menuntut ilmu di negara-negara Barat seakan-akan
mereka luas dalam wawasan berpikir dengan pandangan pengetahuan yang dalam.
Bidang-bidang
garapannya adalah sebagai berikut:
1. Pembinaan
bidang ilmiah yang meliputi:
a. Lembaga
Pengembangan Bahasa di Mesir
b. Lembaga
Pengembangan Ilmu Pengetahuan di Damaskus.
2. Tujuan
mereka sebagai tenaga ahli yang diperbantukan
Orientalis memasuki
negara-negara Islam secara resmi sebagai tenaga ahli yang diperbantukan di
dalam pelbagai lembaga ilmiah.
3. Murid-Murid
Orientalis dan Missionaris
Orientalis dan
Missionaris awalnya pendeta, kemudian mereka berhubungan dengan kolonialis dan
imperialis. Mereka membina murid pribumi sebagai kader, diantaranya: Al Ustad
Aziz Attiyah Surial (Masehi Mesir), Dr. Philip Hitti (Masehi Libanon), Dr.
Batras Abdul Malik (Masehi Mesir).
4. Bidang
Dana
Dana mereka dari hasil
sumbangan dari perusahaan-perusahaan multi nasional di Barat, bantuan
pemuka-pemuka Negara Eropa, dan para milyader Amerika. Dari dana ini mendorong
Orientalis untuk menambah ilmu pengetahuannya.
Pengarahan Misi
Mereka mengarahkan sasarannya ke dunia Timur. Keberhasilannya
mereka tempuh dengan dua cara:
1. Mengorbitkan
para sarjana pribumi yang telah terbentuk ideologinya sebagai pemimpin.
2. Menyajikan
buku karangan orang-orang Barat tentang pendidikan Islamiah secara dangkal dan
buram, agar menjadi studi perbandingan dengan pendidikan Barat.
Dari siasat menimbulkan aktivitas bersama para
cendekiawan muslim dengan dalih memajukan Islam yang pada dasarnya merupakan
penjajahan di bidang ideologi atas kaum muslimin.
Pengaruh Missionaris
Dan Orientalis Terhadap Penilaian Dunia Arab Dan Islam
Missionaris Barat menimbulkan jurang pemisah antara
perbedaan-perbedaan mazhab dalam Islam. Orientalis mengolah pembahasan ini
sehingga menjadi kesimpulan bahwa “Paham-paham dalam Islam dibedakan menurut
tingkat perbedaan masyarakatnya. Setiap
perbedaan antara satu bangsa dengan bangsa yang lain maka berbeda pula
Islamnya”.
Imperialis Membangunkan
Islam Dalam Tidurnya
Kaum imperialis mencari kesempatan untuk mendapatkan
simpati kaum muslimin dengan jalan menunjukkan ke dunia Islam akan kemajuan
yang dapat dicapai bangsa Barat dari segala aspek. Kemajuan tersebut mereka
perkenalkan pada Islam agar kaum muslimin berpaling kepada mereka dengan
perasaan jenuh terhadap jaminan dan jalinan kerja sama muslim. Di bawah
intimdasi imperialis, mereka berupaya agar kaum muslimin berpandangan sempit
dengan cara berpikir yang dangkal dan adat istiadat ala Barat. Bila kita
renungkan,missionaris sangat berjasa. Dari aktivitas mereka terpanggillah
pemikir-pemikir muslim untuk tampil membela agama Islam.
Pandangan DR. Muhammad
al Baha
Diperlukan program bidang garapan guna mengatasi
slogan terselubung dari missionaris dan orientalis, diantaranya: aktif di dalam
bagian pelaksanaan kehidupan di seluruh Negara-negara Islam sebagai aktivitas
organisasi yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli yang benar-benar berorientasi
pada kepentingan Islam.
Keunggulan :
Penulis menjelaskan dengan singkat dan padat, Penulis menjelaskan berdasarkan
pengalaman pribadinya, karena beliau seorang missionaries yang berkonversi ke
Islam.
Kelemahan
: Penulis sangat subjektif dalam menjelaskan misi Kristen, sehingga terlihat
seperti menjelek-jelekkan Kristen.
Kesimpulan
: Missionaris menjalankan misi nya dengan cara dan strategi yang sangat matang,
dan dilakukan oleh tenaga yang berkualitas dan berwawasan tinggi. Mereka terus
berusaha untuk mencapai tujuannya.
0 komentar:
Posting Komentar