Jumat, 24 Oktober 2014

Resensi buku "Siasat Misi Kristen dan Orientalis" karya DR. Ibrahim Khalil Akhmad



    Lembaga-Lembaga Agama Protestan Tahun 1960
  1.      Majelis Umum, merupakan lembaga tertinggi yang memimpin gereja-gereja di seluruh dunia.
   2.      Persatuan Gereja, sebagai coordinator hubungan politik antara Negara Amerika dan Inggris dengan majelis umum.
   3.      Bord, menugaskan dan membiayai pendeta-pendeta ke berbagai perwakilan gereja di Asia dan Afrika.
   4.      Lembaga Misi Amerika, sebagai badan pengawas serta pengaman terhadap siasat gereja Protestan untuk wilayah Mesir dan Sudan yang didasarkan pada peraturan yang ditetapkan oleh majelis umum Amerika serta termasuk juga sebagai pengawas sidang gereja dan snodes.
   5.      Snodes, setiap Negara di Asia dan Afrika menyelenggarakan kongres keagamaan yang merupakan badan pengamat dari aktivitas seluruh gereja, diadakan setahun sekali.
   6.      Siding umum, instansi ini di atas snodes yang penyelenggaraannya adalah Badan Pelaksana Snodes yang dibantu oleh para misi Amerika dan Utusan Majelsi Umum.
   7.      Al Majma, terdiri pendeta-pendeta gereja tingkat kecamatan. Diawasi oleh coordinator cabang, yang meninjau terhadap urusan gereja.
   8.      Al majma Amerika, Badan yang mengkoordinasi seluruh missionaris di lembah Nil.
  9.      Misi Besyouty Amerika di Iskandariah, Lembaga ini beranggotakan Majma Amerika, yang menyelenggarakan sidangnya pada setiap musim dingin di Iskandariah.
   10.  Majma Penghidmat, Lembaga para pendeta yang berkedudukan di Daerah Tingkat 1.
   11.  Majelis Gereja, Sebagai badan pengawas gereja yang diketuai oleh kepala gereja dan beranggotakan para sivitas gereja.
Majma Amerika
Membawa kegiatan:
    1.      Pengamalan dan pengalaman perhimpunan missionaris
    2.      Lembaga al Kitab bidang pengabaran Injil
    3.      Organsasi Pemuda/Pemudi sebagai media percetakan generasi baru
    4.      Pendidikan
   5.      Pelayanan kesehatan
Pendeta Calhum Symon menjelaskan bahwa hakekat tujuan missionaris adalah mencerai beraikan kaum muslimin. Kaum Orientalis pun tahu kekokohan akidah agama Islam yang menjadi penghalang baginya. Hal ini semula mengesankan rasa hormat dan kekaguman, kemudian menjadi kekhawatiran bercampur ketidaksukaan, dan menjadi kebencian.  Namun wujud dari keberhasilan missionaris dan Orientalis adalah tertanamnya agama Masehi Eropa di negara-negara Islam.  Mereka menyebarkannya melalui kolonialisme. Untuk menanamkan kesan baik, mereka memanfaatkan sekolah-sekolah, media masa, pelayanan kesehatan, dan pelayanan masyarakat yang lain sebagai sarananya.
Bulletin Universitas di Amerika
Diterbitkan oleh Universitas Amerika di Beirut pada tahun 1909, sebagai media jawaban atas protes yang dilancarkan oleh mahasiswa yang beragama Islam karena setiap hari diharuskan mengikuti kebaktian gereja.  Dasar pendidikannya adalah ajaran Injil agar semua manfaat yang diperoleh, kembali demi al Masih.
Misi yang diarahkan bagi Negara-negara Islam dan aparat-aparatnya:
1.      Kesatuan Gereja, kesatuan antar Perhimpunan Amerika dan Inggris. Untuk mengatur strategi dan aktifitas dakwah bersama.
2.      Sidang Umum, untuk menetapkan program-program yang akan dilaksanakan oleh para utusan.
3.      Kongres Umum, diselenggarakan setiap beberapa tahun sekali di ibu kota Negara-negara Arab. Pesertanya adalah utusan snodes, ini untuk mengevaluasi program kerja.
4.      Snodes, di adakan di masing-masing Negara peserta kongres umum. Kedudukan Snodes ini sebagai guide atau petunjuk bagi gereja-gereja di Mesir.
5.      Majma (persidangan) Missionaris Amerika, Forum ini  membahas seluruh permasalahan yang menyangkut strategi pengabaran Injil serta perpaduan gerak dalam misi, bersama sekte Kristen lainnya di Sudan.
6.      Majma Arab, Pertemuan ini membahas masalah teknis operasional, anggaran pendapatan dan pengeluaran.
Arus Orientalis, Missionaris, dan Sejarah Berdirinya Gereja Protestan
Dengan dalih kesetiakawanan bagi bangsa Asia-Afrika, mereka mengerahkan utusan-utusan Missionaris dan Orientalis, beserta tunjangan keuangan guna mendirikan markas-markasnya dan sarana-sarana pendidikan. Pada 15 februari 1863 didirikanlah gereja Proetstan pertama. Gereja tersebut didirikan dengan dalih menyediakan sarana peribadatan bagi anak-anak Kristen dan suku Koti, namun sebenarnya mereka menggarap anak-anak muslim agar terpengaruh pada agama Nasrani, namun akhirnya gagal. Pengurus-pengurus sidang gereja bertindak sebagai wakil jemaat yang bertemu dalam forum “Snode”. Sidang gereja tersebut adalah:
1.      Majmaa Daerah Pesisir
2.      Majmaa Propinsi Tengah
3.      Majmaa Wilayah Malwa
4.      Majmaa Wilayah As Youth
5.      Majmaa Wilayah Suhaej
6.      Majmaa Propinsi Dataran Tinggi
7.      Majmaa Sudan
8.      Missionaris Arab, kewajiban Missionaris membagi tugas para pendeta untuk pengabaran injil.
Aktivitas Misi
Untuk daerah yang penduduknya tergolong masyarakat kurang mampu, misi dilakukan dengan santunan, sedangkan masyarakat kota dikalangan berada mereka mengadakan tenaga murid-muridnya dari tenanga pribumi. Protestan dan Katolik di luar kegiatan keagamaan, mereka aktivitas lain dalam bentuk perserikatan dagang dan jasa. Perserikatan dagang tersebut diawasi oleh Amerika, Inggris, dan Prancis. Siasat misi ini dicanangkan program terpadu yang strategis, guna memudahkan missionaris dalam menjalankan prakteknya. Ahli pengabar Injil adalah orang yang mengerahkan seluruh hidupnya dan hartanya demi gereja. Keluasan ilmu  merupakan syarat utama agar dia mampu berdebat, berargumentasi, dan menang.
Pekerjaan pengabar Injil dibagi dalam 3 bagian:
1.      Misi dihadapan umum, penyampaian materi keagamaan dirumah-rumah, sekolah, rumah sakit.
2.      Misi terhadap orang per orang, dilakukan secara kontinyu.
3.      Misi secara diam-diam, dibagikan dengan membagi-bagikan kitab injil, selebaran-selebaran, gambar kudus, buku-buku perdebatan karangan missionaris.
Intelegensia Orientalis dan Missionaris
Tujuan mereka adalah menggetarkan sendi-sendi Islam dengan mempopulerkan ilmu-ilmu sekuler barat, kebudayaan barat, kehidupan ala barat yang lengkap dengan atribut dekadensinya, untuk mempengaruhi generasi Islam dan mereka yang lemah iman, agar mengkultuskan barat sehingga rela menanggalkan peradaban serta bahasanya seakan-akan atas kesadarannya sendiri untuk menjadi modern. Secara ekslusif mereka arahkan misinya ke dalam dengan mendakwahkan bahwa sebenarnya al Qur’an itu bukan wahyu Allah, melainkan karangan manusia, dan filsafat Arab adalah buah pikiran bangsa Griek (Yunani) yang mereka tulis dengan bahsa Arab. Missionaris dan orientalis menyalurkan minat baca masyarakat dengan menyediakan sarana perpustakaan umum serba lengkap dan mewah sehingga dapat membuat orang betah membaca buku di sana, ditambah dengan pelayanan yang ramah. Mereka menerbitkan harian dan mingguan yang diberikan secara cuma-cuma kepada pelanggan perpustakaan. Sehingga bukan pemandangan aneh bila terjadi dalam lingkungan keluarga Timur yang di dalamnya terdapat bermacam-macam pengaruh kehidupan Barat.
Siasat Umum Missionaris Dan Orientalis
Siasat misinya merayap pada kesatuan bahasa di Mesir serta lembaga-lembaga pendidikan dengan jaminan anggaran yang dipenuhi oleh negara-negara imperialis Barat, dalam rangka penanaman benih pendidikan Barat pada muslimin. Berlomba-lombanya putra pembesar muslim yang menuntut ilmu di negara-negara Barat seakan-akan mereka luas dalam wawasan berpikir dengan pandangan pengetahuan yang dalam.
Bidang-bidang garapannya adalah sebagai berikut:
1.      Pembinaan bidang ilmiah yang meliputi:
a.       Lembaga Pengembangan Bahasa di Mesir
b.      Lembaga Pengembangan Ilmu Pengetahuan di Damaskus. 
2.      Tujuan mereka sebagai tenaga ahli yang diperbantukan
Orientalis memasuki negara-negara Islam secara resmi sebagai tenaga ahli yang diperbantukan di dalam pelbagai lembaga ilmiah.
3.      Murid-Murid Orientalis dan Missionaris
Orientalis dan Missionaris awalnya pendeta, kemudian mereka berhubungan dengan kolonialis dan imperialis. Mereka membina murid pribumi sebagai kader, diantaranya: Al Ustad Aziz Attiyah Surial (Masehi Mesir), Dr. Philip Hitti (Masehi Libanon), Dr. Batras Abdul Malik (Masehi Mesir).
4.      Bidang Dana
Dana mereka dari hasil sumbangan dari perusahaan-perusahaan multi nasional di Barat, bantuan pemuka-pemuka Negara Eropa, dan para milyader Amerika. Dari dana ini mendorong Orientalis untuk menambah ilmu pengetahuannya.
Pengarahan Misi
Mereka mengarahkan sasarannya ke dunia Timur. Keberhasilannya mereka tempuh dengan dua cara:
1.      Mengorbitkan para sarjana pribumi yang telah terbentuk ideologinya sebagai pemimpin.
2.      Menyajikan buku karangan orang-orang Barat tentang pendidikan Islamiah secara dangkal dan buram, agar menjadi studi perbandingan dengan pendidikan Barat.
Dari siasat menimbulkan aktivitas bersama para cendekiawan muslim dengan dalih memajukan Islam yang pada dasarnya merupakan penjajahan di bidang ideologi atas kaum muslimin.
Pengaruh Missionaris Dan Orientalis Terhadap Penilaian Dunia Arab Dan Islam
Missionaris Barat menimbulkan jurang pemisah antara perbedaan-perbedaan mazhab dalam Islam. Orientalis mengolah pembahasan ini sehingga menjadi kesimpulan bahwa “Paham-paham dalam Islam dibedakan menurut tingkat perbedaan masyarakatnya.  Setiap perbedaan antara satu bangsa dengan bangsa yang lain maka berbeda pula Islamnya”.
Imperialis Membangunkan Islam Dalam Tidurnya
Kaum imperialis mencari kesempatan untuk mendapatkan simpati kaum muslimin dengan jalan menunjukkan ke dunia Islam akan kemajuan yang dapat dicapai bangsa Barat dari segala aspek. Kemajuan tersebut mereka perkenalkan pada Islam agar kaum muslimin berpaling kepada mereka dengan perasaan jenuh terhadap jaminan dan jalinan kerja sama muslim. Di bawah intimdasi imperialis, mereka berupaya agar kaum muslimin berpandangan sempit dengan cara berpikir yang dangkal dan adat istiadat ala Barat. Bila kita renungkan,missionaris sangat berjasa. Dari aktivitas mereka terpanggillah pemikir-pemikir muslim untuk tampil membela agama Islam.
Pandangan DR. Muhammad al Baha
Diperlukan program bidang garapan guna mengatasi slogan terselubung dari missionaris dan orientalis, diantaranya: aktif di dalam bagian pelaksanaan kehidupan di seluruh Negara-negara Islam sebagai aktivitas organisasi yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli yang benar-benar berorientasi pada kepentingan Islam.
Keunggulan : Penulis menjelaskan dengan singkat dan padat, Penulis menjelaskan berdasarkan pengalaman pribadinya, karena beliau seorang missionaries yang berkonversi ke Islam.
Kelemahan : Penulis sangat subjektif dalam menjelaskan misi Kristen, sehingga terlihat seperti menjelek-jelekkan Kristen.
Kesimpulan : Missionaris menjalankan misi nya dengan cara dan strategi yang sangat matang, dan dilakukan oleh tenaga yang berkualitas dan berwawasan tinggi. Mereka terus berusaha untuk mencapai tujuannya.

0 komentar:

Posting Komentar